A Study in Pink: Flamingo’s Fascinating Facts
Flamingo merupakan salah satu jenis burung yang
mudah sekali dikenali, thanks to their flamboyant feathers. Have you ever wondered why flamingos are pink? What is it about flamingos
that make them look so eye-catching comparing to the other seabirds? How do flamingos stand on one leg? Flamingo bisa terbang nggak ya? Well, here I present to you some fascinating
facts that will make you love flamingo even more!
Saat ini hanya terdapat 6 spesies flamingo yang tersebar di seluruh dunia, yang terbagi menjadi 2 genus Phoenicopterus dan Phoenicoparrus. Seluruh spesies flamingo dikelompokkan dalam famili Phoenicopteridae dan menjadi satu-satunya anggota dalam ordo Phoenicopteriformes.
(Cladogram showing the relationships of living flamingos
Sumber: Torres, dkk. 2014: 3)
|
Ke-6 spesies flamingo tersebut dapat ditemukan di seluruh benua, kecuali Antartika dan Australia. Gelar 'Most Widespread Flamingo' pantas diberikan kepada spesies Greater flamingo (Phoenicopterus roseus), karena tersebar luas hampir di seluruh dunia, mulai dari Afrika, South Eropa, South Asia hingga South West Asia. There are six distinct species of flamingo and it takes a trained eye
to distinguish them, but I’ll give you some hints.
Flamingo dewasa
umumnya memiliki tinggi 120—150 cm, dengan kisaran berat badan 1,5—4 kg,
sehingga dengan ukuran tubuh seperti itu mereka akan kesulitan untuk terbang.
Flamingo memang sering ditemukan mengarungi daerah perairan seperti pantai atau
danau, sehingga dikategorikan sebagai burung Wader (Wading Birds). Namun bukan
berarti flamingo tidak bisa terbang ya. Flamingos do fly well (even they
are not powerful flyers), tapi flamingo mampu bermigrasi atau
terbang secara reguler untuk mencari sumber makanan dan tempat bersarang. Memang burung flamingo umumnya bersifat non-migratory, namun perubahan iklim dan kenaikan level air di tempat breedingnya akan menyebabkan flamingo pindah ke tempat lain yang lebih menguntungkan.
Flamingo lebih senang hidup berkoloni karena merasa lebih aman. Mereka biasanya
terbang beramai-ramai dengan kawanannya, dan kecepatan terbang mencapai 56 km/jam.
They can seem clumsy in flight, karena saat terbang leher panjang mereka akan terbentang di depan
tubuh dan kaki panjangnya menjuntai jauh melewati ekor. Biar kebayang gimana flamingo terbang, coba lihat gambar dibawah ini.
A flock of Chilean Flamingos flying in Tavares, Rio Grande do Sul, Brazil. Photo credit: Claudio Dias Timm via Flickr |
Flamingo dikategorikan
sebagai wading birds atau shorebirds karena kebiasaannya mengarungi perairan
(bukan berenang ya, tapi sejenis berjalan menyebrangi perairan), dan kategori wading bird ini dimiliki
juga oleh bangau, burung kuntul (egret), spoonbill, dan crane. Tapi ternyata menurut van Sternis, dkk (2001) seperti dikutip dalam buku Ornithology karya Frank Gill (2007), sesungguhnya flamingo berkerabat dekat secara genetis dengan burung Grebe , yang merupakan anggota ordo Podicipediformes.
Sumber: Gill (2007) |
Flamingo merupakan
burung air, sehingga kamu akan sering menemukan flamingo di sekitar laguna, danau, dan di
daerah perairan yang berlumpur, dengan air yang mengandung garam atau bersifat
basa. They are also filter feeders. Flamingo makan dengan cara mengaduk lumpur dengan kakinya yang berselaput. Kemudian dengan
kepala merunduk, paruh bengkoknya akan mengambil air yang berlumpur dan mulai menyaring
makanannya yang berupa alga, tanaman, serangga, udang, and other foods that make up their omnivorous diet.
Bentuk paruh Flamingo dibandingkan dengan bentuk paruh burung lain. Bentuk paruh pada tiap burung menyesuaikan jenis makanannya |
Bentuk kaki Flamingo yang menggambarkan habitat ekologi perairan (Gambar F) Sumber: Gill (2007) |
Flamingos have such 'weird' color for a shorebird (or any kind of bird, really). Turns out, warna pink yang cantik itu diperoleh dari makanan mereka. Yep, for flamingo the expression "You are what you eat" really fit them best. Flamingo lahir dengan
bulu berwarna abu-abu dan putih. Kenapa saat dewasa bisa berubah jadi berwarna
pink? Karena adanya kandungan beta karoten yang terdapat dalam udang, plankton,
dan alga yang mereka konsumsi. Kalau sumber makanannya tidak mengandung pigmen
karotenoid, maka lama-kelamaan bulu mereka akan berubah kembali menjadi berwarna
putih atau abu-abu, but don’t worry, they are still healthy and strong.
Photo credit: Jungle Island Miami, Florida via NBC News |
Bukan flashmob kayak manusia gitu sih, tapi mereka punya mating display unik yang dilakukan bersama-sama. As we may know, flamingos are highly
social animals that live in huge colonies. Mereka merasa nyaman hidup
berkelompok, bahkan untuk bikin flamingo lain jatuh cinta, mereka melakukan mating display secara berkelompok. Saat mating display ini, flamingo akan berbaris dalam kelompok dan secara bersamaan memutar
kepala ke kiri dan ke kanan (head-flagging). Yuk play video berikut untuk tahu gimana mating display flamingo.
Flamingo merupakan
burung monogami yang hanya memiliki satu telur per tahun. Jika telur hilang
atau dirusak oleh predator, they do not typically lay a replacement. Flamingo
tidak memiliki waktu musim kawin khusus seperti jenis burung lain, jadi mereka
akan breeding saat ketersediaan makanan dan tingkat air di habitatnya sesuai
dengan kebutuhan mereka.
Pasangan suami istri
flamingo selain setia ternyata juga kompak dan sayang anak banget nih! Baik jantan maupun betina membangun sarang bersama,
lalu keduanya menginkubasi telur bersama-sama sekitar satu bulan. Saat telur flamingo menetas, kedua orangtuanya akan bergantian
untuk menjaga dan memberi makan baby flamingo.
For the first week, baby flamingo diberi makanan cair khusus bayi yang dinamakan crop milk. Crop milk ini berbeda dengan mammalian milk, tapi tetap merupakan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan baby flamingo. Induk flamingo menghasilkan crop milk dari saluran pencernaan lalu memuntahkannya untuk diberikan kepada sang anak. Seiring dengan bertambahnya umur anak flamingo, ia akan diberikan makanan flamingo dewasa seperti udang, ikan kecil dan alga.
For the first week, baby flamingo diberi makanan cair khusus bayi yang dinamakan crop milk. Crop milk ini berbeda dengan mammalian milk, tapi tetap merupakan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan baby flamingo. Induk flamingo menghasilkan crop milk dari saluran pencernaan lalu memuntahkannya untuk diberikan kepada sang anak. Seiring dengan bertambahnya umur anak flamingo, ia akan diberikan makanan flamingo dewasa seperti udang, ikan kecil dan alga.
Photo credit: Ken Billington via http://focusingonwildlife.com |
Flamingo bertelur dalam sarang. Photo credit: Lisa Williams via Flickr |
Photo credit: Carlos Bustamante R (2014) |
Mengapa flamingo dapat berdiri
dengan satu kaki? Hasil penelitian Chang & Ting (2017), menunjukkan bahwa bagi flamingo berdiri dengan satu kaki membutuhkan
lebih sedikit energi, dibandingkan berdiri dengan dua kaki. They can easily and for long periods stand with
one leg, without using their muscles much at all.
Flamingos could even have a snooze while on
one leg. Peneliti mengatakan hal ini
mungkin karena postur tersebut melibatkan titik pusat gaya, yang memungkinkan
aktivitas otot lebih sedikit. Berdiri dengan satu kaki juga dapat mencegah otot
kaki menjadi lelah, sehingga jika pemangsa datang, flamingo bisa bergerak lebih
cepat.
The bulk of a flamingo’s mass sits half a meter above the ground, on a single, slender leg (Sumber: Chang &Ting, 2017) |
Reference
Chang, Y. H. & L. H. Ting. 2017.
Mechanical evidence that flamingos can support their body on one leg with
little active muscular force. Biology letters. 13(5)
Gill, F. B. 2007. Ornithology. New York: W. H. Freeman and Company.
Torres, C. R., L. M. Ogawa, M. A. F. Gillingham, B. Ferrari & van Tuinen, M. 2014. A multi- locus inference of the evolutionary diversification of extant flamingos (Phoenicopteridae). BMC Evolutionary Biology, 14(36): 1—9.
0 comments